III.
Soal Uraian (Reviu):
LIBURAN KE YOGYAKARTA
Liburan kuliah tahun yang lalu saya tidak pergi
kemana - mana disebabkan kebetulan ibu tengah sakit. Dalam liburan sekolah tahun
ini, kami sekeluarga memastikan buat berlibur ke Yogyakarta. Yogyakarta
termasuk salahsatu lokasi dimana secara geografis letaknya berbatasan dengan
Jawa Tengah. Yogyakarta yang pemimpin pemerintahannya adalah Sultan tersebut
termasuk suatu lokasi dimana kaya atas lokasi wisata serta kuliner. Yogyakarta
pula termasuk kota pelajar disebabkan hadir banyak sekali sekolah serta
perguruan tinggi disini sehingga Yogyakarta ramai dihuni oleh para pendatang yang
menuntut ilmu disini.
Kami ada di Yogyakarta kurang lebih selama 3 hari.
Selama 3 hari itu kami mendatangi banyak lokasi. Dimulai dari daerah Ujung
utara Yogyakarta, kami mendatangi objek wisata erupsi merapi, suasana hawa
sejuk nan dingin kaliurang, menyambangi lokasi museum Ulen Sentalu, hingga ke
ujung selatan Yogyakarta dimana berupa kawasang pantai parangtritis, desa wisata
kasongan, serta pasar seni gabusan. Sebagai urusan kuliner, kami pun mengetes
banyak jenis kuliner khas daerah Yogya. Diawali dari pecel depan pasar
bringharjo, beraneka ragam gudeg di Wijilan, bakmi jowo yang berada di kawasan
alun-alun utara, hingga mengetes makanan belalang goreng khas Wonosari Gunung
Kidul.
Banyak kenangan dan pengalaman dahsyat yang kami
peroleh selama kami berada di daerah Yogyakarta. Hilang sudah lelah serta
stress sekembalinya kami dari Yogyakarta. Bermacam rupa oleh-oleh bakal kami
bagikan ke keluarga, kawan, serta sahabat. Dimulai dari batik, bakpia, hingga
aneka makanan tradisonal dimana menjadi oleh-oleh khas Yogyakarta sudah kami
borong serta dikemas teratur di dalam bagasi mobil. Yogyakarta..kami tentu
balik, suatu masa nanti.
II.
Baca paragraf berikut ini dan jawablah
pertanyaan dibawahnya.
(1) Depperindag menilai bahwa upaya memulihkan
kinerja ekspor non migas perlu ditingkatkan. (2) Untuk mencapai upaya tersebut,
Dipperindag merencanakan peningkatan ekspor nonmigas nasional sebesar 15%
sehingga mencapai $44,54 miliar pada tahun 2000. (3) Sehubungan dengan hal itu,
Direktur Jendral Kerja Sama Lembaga Perindustrian dan Perdagangan (KLIPI)
Depperindag telah mengadakan pertemuan koordinasi dengan para atase
Perindustrian dan Perdagangan (Atpperindag) sekawasan Eropa di Brussels 13-15
Maret 2000. (4) Pertemuan ini dimaksudkan untuk menjelaskan visi dan strategi
penignkatan akses pasar serta mengamankan kebijakan pemerintah di bidang
perindustrian dan perdagangan. (5) Di samping itu, upaya tersebut juga
merumuskan langkah-langkah konkrit untuk meningkatkan kinerja ekspor berdasarkan
fakta di lapangan.
1. Bacaan di atas berupa laporan:
b. Kuantitatif
2. Laporan tersebut disusun secara:
a. Induktif
3. Laporan di atas berisi:
c. Perencanaan
4. Bahasa laporan itu:
a. Efektif
5. Pendekatan pembahasan:
c. Persuasif
I. Jawablah
soal nomor 1 s.d 4 berdasarkan kutipan berikut ini. Selebihnya jawab
berdasarkan jawab berdasarkan pertanyaannya.
(1) Penyimpangan sampling
menurun sebanyak dengan ukuran sampel. (2) Berarti, bila sebuah sampel dari 10
suku cadang manufaktur diuji ditemukan 2 ada cacatnya, ini berbeda dengan 20
cacat dari sebuah sampel 100 suku cadang. (3) Dalam sebuah telaah praktik riset
psikologi, Tversky dan Kahneman menemukan bahwa peniliti tampaknya tidak
menangkap secara tepat kesalahan dan sifat kurang mantap dalam sampel kecil.
(4) Telaah lain dengan siswa mengesankan ukuran sampel terhadap penyimpangan.
(5) Berarti, untuk sampel-sampel kecil, kesimpulannya tak dapat dijamin.
1. Ragam
bahasa bacaan di atas:
a.
Tulis ilmiah
2. Topik
bacaan di atas:
a.
Penyimpangan sampel
3. Kalimat
kedua menyatakan:
a.
Perbedaan sampel besar dan sampel kecil
4. Kata sampel sebaiknya
ditulis:
a.
Sample
5. Kalimat
kelima “Berarti, untuk sampel-sampel kecil, kesimpulannya tak dapat dijamin.”
Untuk
sampel-sampel kecil merupakan:
a.
Keterangan tambahan
6. Topik
yang bail harus memenuhi syarat berikut ini kecuali:
c. Cukup
luas
7. Contoh
topik yang baik bagi studi akuntansi misalnya:
a.
Pengaruh olah raga terhadap kesehatan jantung
8. Kalimat
tesis yang baik misalnya:
b.
Penggunaan program komputer yang dirancang secara tepat akan berpengaruh secara
positif
terhadap pengembangan sistem kerja
9. Kalimat
tesis yang baik memenuhi syarat berikut ini kecuali:
d.
Menggunakan kata konotasi
10. Pilihlah
contoh perumusan masalah karangan ilmiah yang menuntut adanya analisis:
a.
Apakah pengaruh polotik terhadap perekonomian nasional?
11. Pilih
kata yang menyatakan tujuan penelitian:
a.
Membuktikan
Latihan
dan Tugas Mandiri
1. Jelaskan
hakikat perencanaan karangan.
Perencanaan karangan adalah proses
awal dalam membuat karangan sampai dengan akhir penulisan. Penulisan sebuah
karangan harus memenuhi persyaratan.Persyaratan ini menyangkut isi, bahasa, dan
teknik penyajian, Oleh sebab itu untuk membuat sebuah karangan perlu
direncanakan dan tentunya sesuai dengan pengelompokkan karangannya, baik
menurut bentuk, ragam, jenis, rumpun, ataupun macam karangannya.
2. Jelaskan
bahwa mengarang merupakan proses kreatif.
Karena menuangkan gagasan dalam
bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau
menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan
atau tulisan.
3. Jelaskan
jenis-jenis karangan ilmiah.
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang
menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang
bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses
berpikir deduktif atau induktif. Makalah biasanya disusun untuk melengkapi
tugas-tugas ujian mata kuliah tertentu atau memberikan saran
pemecahan tentang masalah secara ilmiah. Makalah menggunakan bahasa
yang lugas dan tegas. Jika dilihat dari bentuknya, makalah adalah bentuk karya
tulis ilmiah yang paling sederhana dibandingkan dengan karya tulis ilmiah yang
lain.
2. Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah berdasarkan
data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja
lebih mendalam daripada analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis, misalnya
untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya.
3. Skripsi adalah
karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat
orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta
empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan,
atau percobaan di laboratorium) maupun penelitian tidak langsung (studi
kepustakaan). Di samping tertib dan cermat dalam metodologinya, juga diperlukan
sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau
hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
Skripsi biasanya ditulis untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana
(S1) dan penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen atau tim yang ditunjuk oleh
lembaga pendidikan tinggi.
4. Tesis adalah
karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
Karya tulis ini akan membicarakan pengujian terhadap satu
hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa program
pascasarjana untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar magister (S2).
5. Disertasi adalah
karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang
rinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari
sanggahan-sanggahan senat guru besar/penguji suatu lembaga pendidikan tinggi.
Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal.
Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan
penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
4.
Jelaskan tahapan
(proses) penyusunan karangan.
1. Menentukan
tema dan judul
sebelum anda mau melangkah yang pertamakali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
namun, bagi pemula (yang belum berpengalaman seperti saya) perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
sebelum anda mau melangkah yang pertamakali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
namun, bagi pemula (yang belum berpengalaman seperti saya) perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a. jangan mengambil tema yang
bahasannya terlalu luas (soalnya ngak bakal selesai)
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh. (kalo sulit gimana mau ngerjain. jelas?) kadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat2 diatas. Ya contohnya pas lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya. Ya sudahlah tak perlu disesali. Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh. (kalo sulit gimana mau ngerjain. jelas?) kadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat2 diatas. Ya contohnya pas lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya. Ya sudahlah tak perlu disesali. Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
2. Mengumpulkan Bahan
Udah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk2 kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing2 penulis mempunyai cara masing2 sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
Udah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk2 kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing2 penulis mempunyai cara masing2 sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi Bahan
Udah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan2 yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk2 berikut ini:
1. Catat hal penting semampunya
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan2 ilmiah. (bertanya pada orang yang lebih berpengalaman dan wawasan lebih luas sangat membantu dalam mempermudah penulisan)
Udah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan2 yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk2 berikut ini:
1. Catat hal penting semampunya
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan2 ilmiah. (bertanya pada orang yang lebih berpengalaman dan wawasan lebih luas sangat membantu dalam mempermudah penulisan)
4. Membuat Kerangka
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu2 dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu2 dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan
:
a. Mencatat gagasan, alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul)
b. Mengatur urutan gagasan
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
a. Mencatat gagasan, alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul)
b. Mengatur urutan gagasan
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah
kerangka yang urut dan logis. soalnya bila terdapat ide yang bersilangan, akan
mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
5. Mengembangkan Kerangka Karangan
proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar2 memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar2 memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
5. Sebutkan
syarat-syarat topik yang baik.
1). Menarik untuk ditulis dan
dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
2). Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
2). Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.
6. Jelaskan
perbedaan topik dan judul karangan.
Judul selain dibuat berdasarkan
selera penulisnya juga harus sesuai dengan isi tulisannya. Untuk itu
seorang penulis harus mampu memilih judul yang
dianggapnya menarik dan memiliki nilai artistik. Sehingga dengan membaca
judulnya saja, pembaca sudah tertarik dan memutuskan untuk membaca lebih lanjut
karya tulis seorang penulis. Topik bisa saja berbeda dengan judul, asalkan
masih memiliki kesesuaian dengan isi tulisan. Terkadang ada topik yang langsung
dijadikan menjadi sebuah judul, ini sering didapati dalam tulisan-tulisan
ilmiah. Namun untuk saat ini, tulisan yang tidak berpretensi ilmiah pun seperti
tulisan populer atau tulisan jurnalistik, kerap kali membuat topik langsung
sebagai judul.
7. Sebutkan
syarat-syarat kalimat tesis.
1.
Harus berupa
sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan.
2.
Dapat berupa
kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
3.
Tidak boleh
berupa kalimat majrmuk setara.
4.
Harus bergagasan
sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis.
5.
Tidak mengandung
kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak.
6.
Sebuah tesis
yang baik harus memiliki:
7.
Kejelasan,
8.
Kesatuan,
9.
Perkembangan
yang jelas,
10. Keaslian,
11. Kecocokan judul.
8. Lengkapilah
kalimat tesis berikut ini.
1) Topik : Kreatifitas baru produksi pangan dari
singkong.
Tujuan : Membuktikan bahwa bahan baku singkong
dapat diolah dalam berbagai jenis pangan yang dapat dijadikan komoditas ekspor.
Tesis : Pembuktian kreatifitas produksi
panganan dari singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis pangan dan dapat
diekspor keluar negeri.
2) Topik : Sumber Daya Ekonomi dipasar
Internasional.
Tujuan : Mengefesienkan sumber daya ekonomi
yang tangguh dan berdaya saing tinggi dibagian produksi sepatu.
Tesis : Efisiensi sumber daya ekonomi akan
menghasilkan produk sepatu tangguh berdaya saing tinggi di pasar Internasional.
9. Buatkan
topik yang kreatif dan inovatif sesuai dengan bidang studi Anda, rumuskan topik
tersebut menjadi tujuan, dan kalimat tesisnya.
Topik : Upaya meningkatkan keselamatan
dijalanan kendaraan bermotor.
Tujuan : Membuktikan bahwa keselamatan dijalanan kendaraan
bermotor masih kurang.
Tesis : Keselamatan dijalanan kendaraan bermotor dapat
ditingkatkan dengan cara tertibnya berkendara atau tidak menerobos lampu lalu
lintas jika sudah menyala lampu warna merah.
10. Pilihlah
topik terbaik Anda dan buatkanlah kerangka karangan (pilih satu: rencana
skripsi atau makalah yang lengkap dan sempurna).
Topik: Hutan
Tujuan: Untuk mengetahui pemanfaatan
hutan
Tema: Pemanfaatan hutan.
I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A.
Mencegah Erosi
B.
Mengurangi Polusi
1. Polusi Udara
2.
Polusi Suara
C.
Sebagai Hutan Lindung
II. MANFAAT HUTAN
SECARA EKONOMIS
A.
Hutan Tanaman Industri
B.
Hutan untuk Rekreasi
C.
Hutan untuk Penelitian
11. Berdasarkan
jawaban nomor 6, tulislah pendahuluan yang lengkap. Gunakan ejaan yang baku,
catatan kaki (ibid, opcit, dan loc.cit) yang benar, diksi yang tepat, kalimat
yang efektif, paragraf yang baik, penalaran yang logis, dan disertai bibliografi
sekurang-kurangnya lima sumber.
Ketika
bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsibahasa
komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasadan laras bahasa.
Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentukkarena pemakaian bahasa.
Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkanmedia yang digunakan topik
pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihaklain, laras bahasa dimaksudnya
kesesuaian antara bahasa dan fungsipemakaiannya. Fungsi pemakaian bahasa lebih
diutamakan dalam larasbahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa.
Selain itu, konsepsi antara ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam
perwujudan aspekkomunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan
ragambahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
Penempatan
Ejaan dan Tanda Baca Dalam buku
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (disingkat Pedoman EYD) penulisan ejaan dan tanda baca diatur dalam kaidahnya sebagai
berikut.
(1)
Pemakaian abjad berupa huruf vokal, huruf konsonan,
(2) Persukuan,
yaitu pemisahan suku kata,
(3)
Penulisan huruf besar (kapital),
(4)
Penulisan huruf miring atau digarisbawahi (kursif),
(5)
Penulisan kata dasar,kata ulang, kata berimbuhan, dan gabungan kata,
(6)
Penulisan angka dan lambang bilangan, dan
(7) Penempatan
tanda baca (pungtuasi), di antaranya (a) Tanda titik (.),(b) Tanda koma (,),(c)
Tanda titik koma (;),(d) Tandatitik dua (:),(e) Tanda
titik-titik/ellipsis (…),(f) Tanda Tanya
(?),(g) Tanda seru (!),(h) Tanda kurung biasa ((…)),(i)
Tanda kurung siku ([…]),(j) Tanda hubung
(-),(k) Tanda pisah (--),(l) Tanda petik tunggal (‘…’),(m)Tanda petik ganda (“…”),(n)
Tanda garis miring (/),(o) Tanda ulang angka dua (2), dan(p) Tanda
apostrof/penyingkat (‘).
Ke-16
penempatan tanda baca tersebut dideskrisikan sebagai berikut dari buku Pedoman EYD.
1
Donald B. Calne. 2005.
Batas Nalar
. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm.159.
2
Ibid.
3
Ibid
, hlm. 40.
4
Ibid
, hlm. 46.
5
Boen S. Oemarjati. 2012. “Tanggung Jawab dalam
Koeksistensi Berbudaya” dalam
Memaknai Kembara Bahasa dan Budaya
(ed. Riris K. Toha-Sarumpaet).
Jakarta: UIPress. Hlm. 121.
6
Arnold Van Gennep. 1992.
The Ritus of Passage
. Chicago: Chicago University Press.Hlm. 35.
7
Donald B. Calne,
Op.Cit.,
hlm. 170.
8
Boen S. Oemarjati,
Loc.Cit.,
hlm. 125.
9
Arnold Van Gennep,
Op.Cit.,
hlm. 42
Dalam proses penulisan karya ilmiah ada dua jenis kalimat yangmendapat perhatian
penulis, yaitu masalah kalimat dan masalah kalimat efektif.
Pernyataan sebuah kalimat bukanlah sebatas rangkaian kata dalam frasa dan
klausa. Rangkaian kata dalam kalimat itu ditata dalam struktur gramatikal yang
benar unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang akan disampaikan secara logis.
Kalimat-kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebih cermat lagi menata
kalimat yang benar dan efektif karena kalimat-kalimat yang tertata itu berada
dalam laras bahasa ilmiah. Kalimat dalam tataran sintaksis adalah satuan bahasa yang
menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik sebagai pembatas. Sifat predikatif dalam kalimat berstruktur yang
dibentuk oleh unsur subjek, unsur predikat, dan unsure objek (S-P+O).Unsur
subjek dan predikat itu harus mewujudkan makna gramatikal kalimat yang logis.
Konsepsi kalimat itu belum cukup untuk menampilkan kalimat efektif, sehingga
diperlukan faktor lain dalam perwujudan kalimat menjadi kalimat efektif. Oleh karena itu,
KALIMAT EFEKTIF adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat
harus mewakili gagasan atau perasaan penulis dan harus pula dimengerti oleh
pembaca sebagaimana yang dimaksudkan penulis. Jadi, kalimat efektif merupakan
kalimat yang harus tepat sasaran dalam penyampaian dan pemerian bagi pembacanya.
Disamping kaidah yang ada dalam kalimat, kalimat efektif perlu memperhatikan persyaratan dan menghindari hal-hal yang menyalahi
kalimat efektif.
Caine, Donald B. Batas Nalar . Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia,
2005.
Gennep, Arnold Van. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University
Press, 1992.
Oemarjati, Boen S. “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya” dalam
Memaknai Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta:
UI Press, 2012.
Gustianti, Rina dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak JadiDatang .
Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
12. Lanjutkan jawaban tugas no.7 menjadi karangan ilmiah
Anda yang lengkap disertai dengan kutipan, catatan kaki dan bibliografi.
Bahasa indonesia merupakan salah
satu bahasa yang mempunyai struktur yang baik, hal tersebut dapat terlihat dari
unsur-unsur yang sangat terkait satu sama lain. Unsur-unsur yang terkait ini
tersebut memegang peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa indonesia itu
sendiri. Dalam perkembangannya bahasa indonesia saat ini telah mengalami
beberapa perubahan, seperti dalam penggunaan ejaan, tata bahasa, penambahan
kata-kata baru, dan sebagainya. Dalam hal ini kami berusaha membahas kembali
beberapa unsur yang terkait seperti kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.
Pembahasan ini kami latar belakangi karena saat ini hampir sebagian besar
penulis sebuah karya atau karangan ilmiah kurang memahami betul kaidah-kaidah
yang benar dalam penulisan ketiga unsur tersebut. Oleh sebab itu, kami rasa
penting untuk mengingatkan kembali kepada penulis dan pembaca agar
memperhatikan sebuah aturan dan kaidah penulisan yang benar.
Penyusun suatu karangan ilmiah,
seorang penulis mencari beberapa sumber untuk melengkapi karangan ilmiah
tersebut. Sumber-sumber tersebut perlu dicantumkan ke dalam sebuah kutipan,
catatan kaki maupun daftar pusaka. Penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar
pusaka yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia harus
diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan penulisan karangan ilmiah. Sebagian
besar orang belum memahami dan mempelajari tentang kutipan, catatan kaki, dan
daftar pustaka bahkan mengabaikan tata cara penulisannya karena dianggap tidak
begitu penting. Dalam kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan kutipan, catatan kaki, dan daftar pusaka secara
lengkap dan jelas. Dimana pembahasan ini sangat penting bagi kita semua dalam
penulisan suatu karangan ilmiah agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Setiap orang akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Demikian pula denganprofesi seseorang.
Orang yang sukses berniaga punya kecenderugan bertindak dan menantang risiko di mana
perlu.
1
Seperti dikatakan oleh John Maynard
Keynes, dst.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar