Minggu, 09 November 2014

Perencanaan Karangan

III. Soal Uraian (Reviu):
LIBURAN KE YOGYAKARTA
Liburan kuliah tahun yang lalu saya tidak pergi kemana - mana disebabkan kebetulan ibu tengah sakit. Dalam liburan sekolah tahun ini, kami sekeluarga memastikan buat berlibur ke Yogyakarta. Yogyakarta termasuk salahsatu lokasi dimana secara geografis letaknya berbatasan dengan Jawa Tengah. Yogyakarta yang pemimpin pemerintahannya adalah Sultan tersebut termasuk suatu lokasi dimana kaya atas lokasi wisata serta kuliner. Yogyakarta pula termasuk kota pelajar disebabkan hadir banyak sekali sekolah serta perguruan tinggi disini sehingga Yogyakarta ramai dihuni oleh para pendatang yang menuntut ilmu disini.
Kami ada di Yogyakarta kurang lebih selama 3 hari. Selama 3 hari itu kami mendatangi banyak lokasi. Dimulai dari daerah Ujung utara Yogyakarta, kami mendatangi objek wisata erupsi merapi, suasana hawa sejuk nan dingin kaliurang, menyambangi lokasi museum Ulen Sentalu, hingga ke ujung selatan Yogyakarta dimana berupa kawasang pantai parangtritis, desa wisata kasongan, serta pasar seni gabusan. Sebagai urusan kuliner, kami pun mengetes banyak jenis kuliner khas daerah Yogya. Diawali dari pecel depan pasar bringharjo, beraneka ragam gudeg di Wijilan, bakmi jowo yang berada di kawasan alun-alun utara, hingga mengetes makanan belalang goreng khas Wonosari Gunung Kidul.
Banyak kenangan dan pengalaman dahsyat yang kami peroleh selama kami berada di daerah Yogyakarta. Hilang sudah lelah serta stress sekembalinya kami dari Yogyakarta. Bermacam rupa oleh-oleh bakal kami bagikan ke keluarga, kawan, serta sahabat. Dimulai dari batik, bakpia, hingga aneka makanan tradisonal dimana menjadi oleh-oleh khas Yogyakarta sudah kami borong serta dikemas teratur di dalam bagasi mobil. Yogyakarta..kami tentu balik, suatu masa nanti.
II. Baca paragraf  berikut ini dan jawablah pertanyaan dibawahnya.
(1) Depperindag menilai bahwa upaya memulihkan kinerja ekspor non migas perlu ditingkatkan. (2) Untuk mencapai upaya tersebut, Dipperindag merencanakan peningkatan ekspor nonmigas nasional sebesar 15% sehingga mencapai $44,54 miliar pada tahun 2000. (3) Sehubungan dengan hal itu, Direktur Jendral Kerja Sama Lembaga Perindustrian dan Perdagangan (KLIPI) Depperindag telah mengadakan pertemuan koordinasi dengan para atase Perindustrian dan Perdagangan (Atpperindag) sekawasan Eropa di Brussels 13-15 Maret 2000. (4) Pertemuan ini dimaksudkan untuk menjelaskan visi dan strategi penignkatan akses pasar serta mengamankan kebijakan pemerintah di bidang perindustrian dan perdagangan. (5) Di samping itu, upaya tersebut juga merumuskan langkah-langkah konkrit untuk meningkatkan kinerja ekspor berdasarkan fakta di lapangan.
1. Bacaan di atas berupa laporan: 
b. Kuantitatif
2. Laporan tersebut disusun secara: 
a. Induktif
3. Laporan di atas berisi: 
c. Perencanaan
4. Bahasa laporan itu: 
a. Efektif
5. Pendekatan pembahasan: 
c. Persuasif
I.  Jawablah soal nomor 1 s.d 4 berdasarkan kutipan berikut ini. Selebihnya jawab berdasarkan jawab berdasarkan pertanyaannya.
(1) Penyimpangan sampling menurun sebanyak dengan ukuran sampel. (2) Berarti, bila sebuah sampel dari 10 suku cadang manufaktur diuji ditemukan 2 ada cacatnya, ini berbeda dengan 20 cacat dari sebuah sampel 100 suku cadang. (3) Dalam sebuah telaah praktik riset psikologi, Tversky dan Kahneman menemukan bahwa peniliti tampaknya tidak menangkap secara tepat kesalahan dan sifat kurang mantap dalam sampel kecil. (4) Telaah lain dengan siswa mengesankan ukuran sampel terhadap penyimpangan. (5) Berarti, untuk sampel-sampel kecil, kesimpulannya tak dapat dijamin.
1.    Ragam bahasa bacaan di atas: 
       a. Tulis ilmiah
2.    Topik bacaan di atas: 
       a. Penyimpangan sampel
3.    Kalimat kedua menyatakan:  
       a. Perbedaan sampel besar dan sampel kecil
4.    Kata sampel sebaiknya ditulis: 
       a. Sample
5.    Kalimat kelima “Berarti, untuk sampel-sampel kecil, kesimpulannya tak dapat dijamin.”
       Untuk sampel-sampel kecil merupakan: 
       a. Keterangan tambahan
6.    Topik yang bail harus memenuhi syarat berikut ini kecuali: 
       c. Cukup luas
7.    Contoh topik yang baik bagi studi akuntansi misalnya: 
       a. Pengaruh olah raga terhadap kesehatan jantung
8.    Kalimat tesis yang baik misalnya: 
       b. Penggunaan program komputer yang dirancang secara tepat akan berpengaruh secara
           positif terhadap pengembangan sistem kerja
9.     Kalimat tesis yang baik memenuhi syarat berikut ini kecuali: 
        d. Menggunakan kata konotasi
10.     Pilihlah contoh perumusan masalah karangan ilmiah yang menuntut adanya analisis: 
          a. Apakah pengaruh polotik terhadap perekonomian nasional?
11.     Pilih kata yang menyatakan tujuan penelitian:  
          a. Membuktikan
Latihan dan Tugas Mandiri
1.      Jelaskan hakikat perencanaan karangan.
Perencanaan karangan adalah proses awal dalam membuat karangan sampai dengan akhir penulisan. Penulisan sebuah karangan harus memenuhi persyaratan.Persyaratan ini menyangkut isi, bahasa, dan teknik penyajian, Oleh sebab itu untuk membuat sebuah karangan perlu direncanakan dan tentunya sesuai dengan pengelompokkan karangannya, baik menurut bentuk, ragam, jenis, rumpun, ataupun macam karangannya.
2.      Jelaskan bahwa mengarang merupakan proses kreatif.
Karena menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan.
3.      Jelaskan jenis-jenis karangan ilmiah.
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif. Makalah biasanya disusun untuk melengkapi tugas-tugas ujian  mata kuliah tertentu atau memberikan saran pemecahan tentang masalah secara ilmiah.  Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat dari bentuknya, makalah adalah bentuk karya tulis ilmiah yang paling sederhana dibandingkan dengan karya tulis ilmiah yang lain.
2. Kertas kerja adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis, misalnya untuk disajikan dalam seminar atau lokakarya.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan, atau percobaan di laboratorium) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Di samping tertib dan cermat dalam metodologinya, juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya. Skripsi biasanya ditulis untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana (S1) dan penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen atau tim yang ditunjuk oleh lembaga pendidikan tinggi.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan membicarakan pengujian terhadap satu hipotesis   atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa program pascasarjana untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar magister (S2).
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang rinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar/penguji suatu lembaga pendidikan tinggi. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
4.      Jelaskan tahapan (proses) penyusunan karangan.
1. Menentukan tema dan judul                                     
sebelum anda mau melangkah yang pertamakali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
namun, bagi pemula (yang belum berpengalaman seperti saya) perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a. jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas (soalnya ngak bakal selesai)
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh. (kalo sulit gimana mau ngerjain. jelas?) kadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat2 diatas. Ya contohnya pas lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya. Ya sudahlah tak perlu disesali. Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
2. Mengumpulkan Bahan
Udah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk2 kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.
Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing2 penulis mempunyai cara masing2 sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi Bahan
Udah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan2 yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk2 berikut ini:
1. Catat hal penting semampunya
2. Jadikan membaca sebagai kebutuhan
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan2 ilmiah. (bertanya pada orang yang lebih berpengalaman dan wawasan lebih luas sangat membantu dalam mempermudah penulisan)
4. Membuat Kerangka
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu2 dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a. Mencatat gagasan, alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul)
b. Mengatur urutan gagasan
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. soalnya bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)
5. Mengembangkan Kerangka Karangan
proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar2 memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
5.      Sebutkan syarat-syarat topik yang baik.
1). Menarik untuk ditulis dan dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
2). Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.
6.      Jelaskan perbedaan topik dan judul karangan.
Judul selain dibuat berdasarkan selera penulisnya juga harus sesuai dengan isi tulisannya. Untuk itu seorang penulis harus mampu memilih judul yang dianggapnya menarik dan memiliki nilai artistik. Sehingga dengan membaca judulnya saja, pembaca sudah tertarik dan memutuskan untuk membaca lebih lanjut karya tulis seorang penulis. Topik bisa saja berbeda dengan judul, asalkan masih memiliki kesesuaian dengan isi tulisan. Terkadang ada topik yang langsung dijadikan menjadi sebuah judul, ini sering didapati dalam tulisan-tulisan ilmiah. Namun untuk saat ini, tulisan yang tidak berpretensi ilmiah pun seperti tulisan populer atau tulisan jurnalistik, kerap kali membuat topik langsung sebagai judul.
7.      Sebutkan syarat-syarat kalimat tesis.
1.      Harus berupa sebuah kalimat hasil perumusan topik dan tujuan.
2.      Dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat.
3.      Tidak boleh berupa kalimat majrmuk setara.
4.      Harus bergagasan sentral, dalam hal ini gagasan utama kalimat tesis.
5.      Tidak mengandung kata negasi dan kata relatif, seperti beberapa, hanya, agak.
6.      Sebuah tesis yang baik harus memiliki:
7.      Kejelasan,
8.      Kesatuan,
9.       Perkembangan yang jelas,
10.  Keaslian,
11.  Kecocokan judul.
8.      Lengkapilah kalimat tesis berikut ini.
1)      Topik         : Kreatifitas baru produksi pangan dari singkong.
Tujuan       : Membuktikan bahwa bahan baku singkong dapat diolah dalam berbagai jenis pangan yang dapat dijadikan komoditas ekspor.
Tesis          : Pembuktian kreatifitas produksi panganan dari singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis pangan dan dapat diekspor keluar negeri.
2)      Topik         : Sumber Daya Ekonomi dipasar Internasional.
Tujuan       : Mengefesienkan sumber daya ekonomi yang tangguh dan berdaya saing tinggi dibagian produksi sepatu.
Tesis          : Efisiensi sumber daya ekonomi akan menghasilkan produk sepatu tangguh berdaya saing tinggi di pasar Internasional.
9.      Buatkan topik yang kreatif dan inovatif sesuai dengan bidang studi Anda, rumuskan topik tersebut menjadi tujuan, dan kalimat tesisnya.
Topik               : Upaya meningkatkan keselamatan dijalanan kendaraan bermotor.
Tujuan             : Membuktikan bahwa keselamatan dijalanan kendaraan bermotor masih kurang.
Tesis                 : Keselamatan dijalanan kendaraan bermotor dapat ditingkatkan dengan cara tertibnya berkendara atau tidak menerobos lampu lalu lintas jika sudah menyala lampu warna merah.
10.  Pilihlah topik terbaik Anda dan buatkanlah kerangka karangan (pilih satu: rencana skripsi atau makalah yang lengkap dan sempurna).
Topik: Hutan
Tujuan: Untuk mengetahui pemanfaatan hutan
Tema: Pemanfaatan hutan.
I. MANFAAT HUTAN SECARA ALAMIAH
A. Mencegah Erosi
B. Mengurangi Polusi
1. Polusi Udara
2. Polusi Suara
C. Sebagai Hutan Lindung
II. MANFAAT HUTAN SECARA EKONOMIS
A. Hutan Tanaman Industri
B. Hutan untuk Rekreasi
C. Hutan untuk Penelitian
11.  Berdasarkan jawaban nomor 6, tulislah pendahuluan yang lengkap. Gunakan ejaan yang baku, catatan kaki (ibid, opcit, dan loc.cit) yang benar, diksi yang tepat, kalimat yang efektif, paragraf yang baik, penalaran yang logis, dan disertai bibliografi sekurang-kurangnya lima sumber.
Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsibahasa komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasadan laras bahasa. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentukkarena pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkanmedia yang digunakan topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihaklain, laras bahasa dimaksudnya kesesuaian antara bahasa dan fungsipemakaiannya. Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam larasbahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspekkomunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragambahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.
Penempatan Ejaan dan Tanda Baca Dalam buku
Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (disingkat Pedoman EYD) penulisan ejaan dan tanda baca diatur dalam kaidahnya sebagai berikut.
(1) Pemakaian abjad berupa huruf vokal, huruf konsonan,
(2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3) Penulisan huruf besar (kapital),
(4) Penulisan huruf miring atau digarisbawahi (kursif),
(5) Penulisan kata dasar,kata ulang, kata berimbuhan, dan gabungan kata,
(6) Penulisan angka dan lambang bilangan, dan
(7) Penempatan tanda baca (pungtuasi), di antaranya (a) Tanda titik (.),(b) Tanda koma (,),(c) Tanda titik koma (;),(d) Tandatitik dua (:),(e) Tanda titik-titik/ellipsis (…),(f) Tanda Tanya (?),(g) Tanda seru (!),(h) Tanda kurung biasa ((…)),(i) Tanda kurung siku ([…]),(j) Tanda hubung (-),(k) Tanda pisah (--),(l) Tanda petik tunggal (‘…’),(m)Tanda petik ganda (“…”),(n) Tanda garis miring (/),(o) Tanda ulang angka dua (2), dan(p) Tanda apostrof/penyingkat (‘).
Ke-16 penempatan tanda baca tersebut dideskrisikan sebagai berikut dari buku Pedoman EYD.
1
Donald B. Calne. 2005.
Batas Nalar 
. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hlm.159.
2
Ibid.
3
Ibid 
, hlm. 40.
4
Ibid 
, hlm. 46.
5
Boen S. Oemarjati. 2012. “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya” dalam
Memaknai Kembara Bahasa dan Budaya
                (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UIPress. Hlm. 121.
6
            Arnold Van Gennep. 1992.
The Ritus of Passage
. Chicago: Chicago University Press.Hlm. 35.
7
Donald B. Calne,
Op.Cit.,
                hlm. 170.
8
Boen S. Oemarjati,
Loc.Cit.,
                hlm. 125.
9
            Arnold Van Gennep,
Op.Cit.,
                hlm. 42
Dalam proses penulisan karya ilmiah ada dua jenis kalimat yangmendapat perhatian penulis, yaitu masalah kalimat dan masalah kalimat efektif. Pernyataan sebuah kalimat bukanlah sebatas rangkaian kata dalam frasa dan klausa. Rangkaian kata dalam kalimat itu ditata dalam struktur gramatikal yang benar unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang akan disampaikan secara logis. Kalimat-kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebih cermat lagi menata kalimat yang benar dan efektif karena kalimat-kalimat yang tertata itu berada dalam laras bahasa ilmiah. Kalimat dalam tataran sintaksis adalah satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik sebagai pembatas. Sifat predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsur subjek, unsur predikat, dan unsure objek (S-P+O).Unsur subjek dan predikat itu harus mewujudkan makna gramatikal kalimat yang logis. Konsepsi kalimat itu belum cukup untuk menampilkan kalimat efektif, sehingga diperlukan faktor lain dalam perwujudan kalimat menjadi kalimat efektif. Oleh karena itu, KALIMAT EFEKTIF adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan penulis dan harus pula dimengerti oleh pembaca sebagaimana yang dimaksudkan penulis. Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang harus tepat sasaran dalam penyampaian dan pemerian bagi pembacanya. Disamping kaidah yang ada dalam kalimat, kalimat efektif perlu memperhatikan persyaratan dan menghindari hal-hal yang menyalahi kalimat efektif.
Caine, Donald B. Batas Nalar . Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2005.
Gennep, Arnold Van. The Ritus of Passage. Chicago: Chicago University Press, 1992.
Oemarjati, Boen S. “Tanggung Jawab dalam Koeksistensi Berbudaya” dalam
Memaknai Kembara Bahasa dan Budaya (ed. Riris K. Toha-Sarumpaet). Jakarta: UI Press, 2012.
Gustianti, Rina dan Yulia Nazaruddin. (2005). 2012: Kiamat Tak JadiDatang . Jakarta: CV. Tiga Pena Mandiri.
12.  Lanjutkan jawaban tugas no.7 menjadi karangan ilmiah Anda yang lengkap disertai dengan kutipan, catatan kaki dan bibliografi.
Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur yang baik, hal tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang sangat terkait satu sama lain. Unsur-unsur yang terkait ini tersebut memegang peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa indonesia itu sendiri. Dalam perkembangannya bahasa indonesia saat ini telah mengalami beberapa perubahan, seperti dalam penggunaan ejaan, tata bahasa, penambahan kata-kata baru, dan sebagainya. Dalam hal ini kami berusaha membahas kembali beberapa unsur yang terkait seperti kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka. Pembahasan ini kami latar belakangi karena saat ini hampir sebagian besar penulis sebuah karya atau karangan ilmiah kurang memahami betul kaidah-kaidah yang benar dalam penulisan ketiga unsur tersebut. Oleh sebab itu, kami rasa penting untuk mengingatkan kembali kepada penulis dan pembaca agar memperhatikan sebuah aturan dan kaidah penulisan yang benar.
Penyusun suatu karangan ilmiah, seorang penulis mencari beberapa sumber untuk melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber tersebut perlu dicantumkan ke dalam sebuah kutipan, catatan kaki maupun daftar pusaka. Penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pusaka yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia harus diketahui terlebih dahulu sebelum melakukan penulisan karangan ilmiah. Sebagian besar orang belum memahami dan mempelajari tentang kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka bahkan mengabaikan tata cara penulisannya karena dianggap tidak begitu penting. Dalam kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan kutipan, catatan kaki, dan daftar pusaka secara lengkap dan jelas. Dimana pembahasan ini sangat penting bagi kita semua dalam penulisan suatu karangan ilmiah agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Setiap orang akan dipengaruhi oleh lingkungannya. Demikian pula denganprofesi seseorang.
Orang yang sukses berniaga punya kecenderugan bertindak dan menantang risiko di mana perlu.
1

            Seperti dikatakan oleh John Maynard Keynes, dst.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar