Senin, 30 Juni 2014

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi


1.  Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
     Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam organisasi adalah suatu proses dan berlangsung dalam suatu sistem, walaupun merupakan suatu keputusan atau desisi pribadi sekali pun yang menyangkut suatu masalah pribadi pula, namun dalam organisasi harus melihat sautu kondisi secara kelompok untuk mengambil keputusan yang dianggap paling benar dan disetujui oleh semua pihak yang berada dalam organisasi. Dalam organisasi yang masih sederhana, atau memang sederhana sifatnya, masalah-masalah utama yang dihadapi adalah masalah strategis (masalah survival, siasat suapaya tidak terjepit oleh organisasi-organisasi lain) dan langsung masalah organisasional atau masalah kerja. Dengan perkataan lain, pimpinan organisasi sederhana yang masih kecil terutama menghadapi masalah survival dan masalah kerja dalam pengambilan keputusan.

   v Dasar Pengambil Keputusan
Menurut George R. Terry dan Brinckloe disebutkan dasra-dasar pendekatan dari pengambil keputusan yang dapat digunakan, yaitu :
·   Intuisi adalah pengambilan keputusan yang didasrkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
·   Pengalaman adalah pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan.
·      Fakta adalah pengambilan keputusan berdasarkan fakta dan dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan pengambilan keputusan dapat lebih tinggi. Sehingga seseorang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
·    Wewenang adalah pengambilan keputusan berdasarkan wewenang yang biasa dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya terhadap orang yang lebih rendah kedudukannya.
·     Logika/Rasional adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.

2.  Jenis-Jenis Keputusan Organisasi
   v     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
·       Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
·       Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
   v     Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
   v     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
   v    Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
   v     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

3.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Faktor terpenting pada pengambilan keputusan dalam organisasi adalah faktor manusia, baik sebagai Pemimpin, Staffer, Pelaksana, maupun Pemakai hasil (langganan dan sebagainya). Masalahnya adalah, bahwa di dalam kehidupan masyarakat dan organisasi modern diperlukan orang-orang yang sudah sivil, artinya yang sudah mampu menentukan sendiri apa yang harus diperbuat di dalam rangka kewajiban yang dia punyai  di dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry (1989), yaitu :
·       Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
·       Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
·      Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
·       Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
·  Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
·       Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
·       Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
·       Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
·  Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.

4.   Implikasi Manajerial
Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan adalah proses pengambilan keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah. Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan. 
·       Gaya Pengambilan Keputusan.
·    Gaya Direktif (Pengarahan) adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiguitas atau ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional.
·    Gaya Analitis adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas atau ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional.
·     Gaya Konseptual adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi untuk ambiquitas  atau ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga.
·    Gaya Perilaku adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah untuk ambiquitas atau ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi.

Daftar Pustaka : 
  • Prof. DR. MR. S. Prajudi, Atmosudirdjo, 1971, Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan. Jakarta : Ghalia Indonesia. 
  • Wahjono Sentot, Imam, 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu..
  • Kasim, Azhar, 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
  • Syamsi, Ibnu, 1989. Pengambilan Keputusan. Jakarta : Bina Aksara.

Sumber :
http://www.masjono.netne.net/tpk/pertemuan4.pptx

Rabu, 16 April 2014

Kepemimpinan

 Dalam tulisan kali ini saya akan membahas tentang "Kepemimpinan". Adapun yang saya bahas dalam penulisan kali ini meliputi :
1.       Arti penting kepemimpinan.
2.       Tipologi kepemimpinan.
3.       Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan.
4.       Implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi

Berikut ini saya akan langsung membahas dan menjelaskan  tentang ke 4 (empat) materi yang telah diuraikan di atas. 

Arti Penting Kepemimpinan

Berikut ini beberapa Pengertian Kepemimpinan Menurut para Ahli:
·         Pengertian Kepemimpinan Menurut George R. Terry (1972:458): Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.
·         Pengertian Kepemimpinan Menurut Ralph M. Stogdill dalam Sutarto (1998b:13):Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan.
·         Pengertian Kepemimpinan Menurut Sutarto (1998b:25): Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
·         Pengertian Kepemimpinan Menurut Stoner: Kepemimpinan adalah suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
Kesimpulan ini, menurut Pamudji, harus tetap disandingkan dengan pemahaman tentang organisasi. Menurutnya, kepemimpinan itu ada dalam setiap usaha kelompok atau memiliki usaha strategis dalam kegiatan kelompok atau organisasi, karenanya, kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakan dan mengerahkan orang-orang pada tujuan yang dikehendaki oleh pemimpin (1988: 39). Kesimpulan Pamudji berdasarkan pengertian yang lebih terperinci dari Ralph M. Stogdill (1988: 27), yang menjelaskan bahwa kepemimpinan berarti :
1.          Titik pusat proses kelompok-kelompok
2.          Sesuatu kepribadian yang mempunyaipengaruh
3.          Seni untuk mencapai kesesuaian paham atau kesetujuan dan kesepakatan;
4.          Pelaksanaan pengaruh
5.          Tindakan atau perilaku
6.          Suatu bentuk persesuasi
7.          Hubungan kekuatan atau kekuasaan
8.          Sarana pencapaian tujuan
9.          Suatu hasil dari interaksi; dan
10.       Inisiasi (permulaan) dari stuktur
Kartini Kartono mencoba mengelaborasi kesepuluh pengertian kepemimpinan yang dikemukakan Stogdill di atas. Menurutnya, (1988 :39), dari pengertian-pengertian di atas, ada tiga unsur yang tidak dapat dihilangkan yaitu :
1.          Kepemimpinan, berarti kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan, atau kelompok;
2.          Kepemimpinan, berarti mengarahkan tingkahlaku bawahan atau orang lain; dan
3.          Kepemimpinan, berarti upaya untuk mencapai tujuan pemimpin.

2. Tipologi Kepemimpinan

    a. Tipe Otokratis
    
   Ciri-ciri seorang pemimpin yang otokratis adalah menganggap organisasi sebagai milik pribadi, mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, tidak mau menerima kritik dan saran, tergantung keputusan formalnya, sering memaksa, dan bersifat menghukum dalam menjalankan kegiatan.

     b. Tipe Militeristis 
      
     Perlu diperhatikan bahwa tipe militeristis ini berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Pemimpin yang bertipe militeristis memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
·         Dalam setiap kegiatan selalu menggerakkan bawahan dengan bergantung kepada pangkat dan jabatannya.
·         Senang terhadap formalitas yang berlebihan.
·         Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan.
·         Sulit menerima kritikan dari bawahan.
     c. Tipe Paternalistis
         
        Ciri-ciri seorang pemimpin yang paternalistis adalah sebagai berikut :
·         Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
·         Bersikap terlalu melindungi (over protective) bawahan.
·         Belum percaya terhadap bawahan dan jarang memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan dan mengembangkan kreativitas, sehingga menganngap dirinya paling benar.
·         Tidak memberikan kesmpatan terhadap bawahannya untuk berkarya dan berkembang.

     
     d. Tipe Karismatik 

         Seorang pemimpin bertipe ini mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya memiliki pengikut yang jumlahnya sangat besar. Tidak ada sebab-sebab yang menyatakan mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Setiap orang memiliki pendapat tentang karisma yang berbeda-beda oleh sebab itulah tidak ada yang bisa menyatakan dengan tepat ciri-ciri pemimpin yang berkarisma.

     e. Tipe Demokratis

         Ciri-ciri seorang pemimpin yang demokratis adalah dalam kegiatannya selalu berpendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia didunia, Dapat menerima saran dan kritik dari bawahannya, Selalu mengutamakan kerjasama dan teamwork, Selalu memberikan para bawahan kesempatan walaupun bawahan berbuat kesalahan pemimpin bertipe ini tidak terlalu menyalahkan bawahan tetapi memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk memperbaikinya. Tipe kepemimpinan seperti ini dapat memberikan solusi terbaik bagi organisasi maupun perusahaan untuk mencapai tujuan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimipinan

                Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikutip Nanang fattah (2001), sebagai berikut :
1. Kepribadian (personality). Hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalaman yang akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
2. Harapan dan perilaku atasan.
3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.
4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6. Harapan dan perilaku rekan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, jelas bahwa kesuksesan pemimpin dipengaruhi sejumlah kondisi. Karena itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadi keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan.




4. Implikasi Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi

                Manajer dapat ditemui pada semua tingkat di berbagai bidang dalam suatu manajemen organisasi. Manajer harus berusaha untuk memahami dimana posisi mereka saat ini di dalam organisasi maupun perusahaan. Seorang manajer harus merencanakan manajerial dimana mereka harus bisa memutuskan (mengambil keputusan) apa yang akan dilakukan. Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manajer tidak terlepas dari empat fungsi dasar manajerial yaitu :
·         Pengorganisasian: Menentukan bagaimana cara terbaik mengelompokkan aktivitas.
·         Kepemimpinan: Memotivasi para anggota untuk bekerja sama bagi kepentingan organisasi.
·         Pengendalian: Memonitor dan memperbaiki aktivitas yang berlangsung untuk pencapaian tujuan.
·         Pengambilan Keputusan: Menetapkan tujuan organisasi dan bagaimana untuk mencapainya.
      Dapat disimpulkan bahwa organisasi apapun yang dibangun atau didirikan tidak akan terlepas dari konsep kepemimpinan karena didalamnya mengandung unsur pandangan, tantangan, harapan/tujuan, dan sumber daya yang perlu diperhatikan agar mencapai tujuan yang telah direncanakan. Konsep kepemimpinan dalam berorganisasi haruslah terstruktur dengan rapi sehingga kegiatan yang dilakukan dapat efektif untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.


Daftar Pustaka
·         Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT Imtima.
·         Nogi, Hessel. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo.
·         Umar, Husein. 2000. Business An Introduction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Jurnal


Senin, 17 Maret 2014

Peran Komunikasi Dalam Organisasi

Pengertian dan Arti Penting Komunikasi
Kata/istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris disebut Communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam pengertiannya secara khusus mengenai komunikasi adalah “proses mengubah perilaku orang lain”( Hovland).
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli
“Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain”(Carl I. Hovland).
“Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan”(William Albig)
“Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu”(Charles H. Cooley)

Arti Penting Komunikasi
Pengkajian terhadap komunikasi organisasi memiliki arti penting mengingat bahwa komunikasi organisasi merupakan suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat. Dalam arti pengkajian akan memberikan manfaat tidak hanya bagi siapa saja yang ingin memahami perilaku organisasi secara lebih baik, tapi juga memiliki aspek pragmatis bagi orang-orang yang ingin memperbaiki kinerjanya sebagai peserta/anggota suatu organisasi.

Studi komunikasi organisasi dapat memberikan landasan kuat bagi karier dalam manajemen, pengembangan sumber daya manusia, dan komunikasi perusahaan, serta tugas-tugas lainnya yang berorientasikan kepada manusia dalam organisasi (Pace & Faules, 2001: 25)



Jenis dan Proses Komunikasi

Proses Komunikasi dapat dilihat dari unsur-unsur yang terdapat, berkaitan dengan siapa pengirimnya (komunikator), apa yang dikatakan atau dikirimkan (pesan), saluran komunikasi apa yang digunakan (media), ditunjukan untuk siapa (komunikan), dan apa akibat yang akan ditimbulkannya (efek).
Dalam proses komunikasi, kewajiban seorang pengirim atau komunikator adalah mengusahakan agar pesan-pesannya dapat diterima oleh penerima (komunikan) sesuai dengan kehendak pengirim. Model proses komumikasi secara umum dapat memberikan gambaran kepada pengelola organisasi, bagaimana mempengaruhi atau mengubah sikap anggota/stakeholder-nya melalui desain dan implementasi komunikasi. Dalam hal ini pengirim atau sumber pesan a merupakan individu atau berupa suatu organisasi sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 1 sebagai berikut.
Sender         Encoding         Message Media          Decoding         Receiver          Response
                    Feedback


Jenis Komunikasi

Komunikasi lisan
komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. Lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.
Komunikasi tulisan
komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.
komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.

Komunikasi Efektif

Teknik berkomunikasi yang efektif harus dimiliki setiap mereka yang menginginkan kesuksesan. Semoga kata-kata mutiara berikut ini dapat membantu anda. selamat menikmati.

A. Belajarlah menjadi pendengar yang baik, sehingga komunikasi anda menjadi lebih efektif.

B. Tingkatkanlah kosakata anda dan penguasaan bahasa anda, sehingga kata-kata yang anda keluarkan lebih lancar dan mudah dipahami.

C. pahamilah pemikiran lawan bicara anda dengan jauh lebih dalam, sehingga setiap kata yang anda keluarkan bisa tertancap lebih dalam di hati lawan bicara anda.

D. Gerak tubuh anda, memainkan peran yang lebih besar daripada kata-kata yang anda ucapkan. Jaga gerakan tubuh anda, jadikan gerakan tubuh anda berwibawa.

E. cerdas dalam berkomunikasi berarti membuka peluang yang jauh lebih melimpah. Jika anda mengingkan kesuksesan, terlebih dahulu permantap gaya berkomunikasi anda.

F. semakin berkualitas pertanyaan yang anda ajukan, semakin berkualitas jawaban yang mereka berikan, semakin berkualitas dan efektif komunikasi anda.


     G. Komunikasi memerlukan teknik yang beragam. Terkadang kita harus mendengarkan, terkadang kita diharuskan mengkritik, terkadang diutamakan memuji. Komunikasi efektif adalah mengerti situasi, sehingga memberikan bisa respon yang tepat.

H. tataplah mata lawan bicara anda dengan waktu yang sesuai. Sehingga ia tidak merasa dipelototi dan tidak merasa diabaikan.

I. Carilah topik pembicaraan yang menarik, atau cari cara untuk menjadikan topik yang anda bicarakan menarik.

J. saat anda tersenyum, anda tidak mengucapkan sepata katapun. Tapi satu senyuman tersebut lebih berarti dari ratusan kata-kata.

K. berikanlah lawan bicara anda sesuatu yang bisa membantunya. Berikan saran, berikan motivasi, berikan saran maupun kritik, atau berikan bantuan fisik.

L. bersemangatlahm sehingga lawan bicara anda menjadi bersemangat karena kedatangan anda.

M. nama adalah kata paling sensitif di telinga lawan bicara anda. sebutlah nama mereka, maka mereka akan mendengarkan dengan penuh antusias.

N. jika anda pribadi yang bisa memberi mereka keuntungan, maka mereka akan terikat kepada anda. cari dan ciptakanlah hal-hal tersebut.

O. investasikan tenaga, waktu dan uang anda untuk memperdalam keterampilan berkomunikasianda. Karena komunikasi adalah keterampilah yang akan selalu anda gunakan sumur hidup anda.

P. jadilah orang yang percaya diri, dan biarkan percaya diri diri tadi dmeresap kedalam kata-kata anda.

Q. orang-orang hebat bisa langsung terlihat hanya dengan mendengarkan kata-kata mereka.

R. seperti halnya bayi yang belajar berbicara. Komunikasi yang efektif harus dipelajari dengan sungguh-sungguh.

S. saat anda pandai berkomunikasi, anda akan menarik peluang yang lebih banyak dari pada orang lain.

T. keterampilan berkomunikasi terkadang membuat orang tak berkualitas mengalahkan orang berkualitas. Permantap keterampilan berkomunikasi anda.

U. jadikan hati anda berkumunikasi dengan hati orang lain. Jadikan perasaan anda menyatu dengan lawan bicara anda. dengan demikian anda akan melahirkan hubungan relasi yang kuat.

Implikasi Manajerial

Dalam kamus besar bahasa Indonesia implikasi mempunyai arti yaitu akibat. Kata dari implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yang salah satunya adalah aspek implikasi manajerial. Di dalam manajemen sendiri terdapat 2 implikasi yaitu :
l Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi kebijakan.
l Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.











Daftar Pustaka: