Senin, 30 Juni 2014

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi


1.  Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
     Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam organisasi adalah suatu proses dan berlangsung dalam suatu sistem, walaupun merupakan suatu keputusan atau desisi pribadi sekali pun yang menyangkut suatu masalah pribadi pula, namun dalam organisasi harus melihat sautu kondisi secara kelompok untuk mengambil keputusan yang dianggap paling benar dan disetujui oleh semua pihak yang berada dalam organisasi. Dalam organisasi yang masih sederhana, atau memang sederhana sifatnya, masalah-masalah utama yang dihadapi adalah masalah strategis (masalah survival, siasat suapaya tidak terjepit oleh organisasi-organisasi lain) dan langsung masalah organisasional atau masalah kerja. Dengan perkataan lain, pimpinan organisasi sederhana yang masih kecil terutama menghadapi masalah survival dan masalah kerja dalam pengambilan keputusan.

   v Dasar Pengambil Keputusan
Menurut George R. Terry dan Brinckloe disebutkan dasra-dasar pendekatan dari pengambil keputusan yang dapat digunakan, yaitu :
·   Intuisi adalah pengambilan keputusan yang didasrkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
·   Pengalaman adalah pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan.
·      Fakta adalah pengambilan keputusan berdasarkan fakta dan dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan pengambilan keputusan dapat lebih tinggi. Sehingga seseorang dapat menerima keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
·    Wewenang adalah pengambilan keputusan berdasarkan wewenang yang biasa dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya terhadap orang yang lebih rendah kedudukannya.
·     Logika/Rasional adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.

2.  Jenis-Jenis Keputusan Organisasi
   v     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
·       Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
·       Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
   v     Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
   v     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
   v    Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
   v     Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

3.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Faktor terpenting pada pengambilan keputusan dalam organisasi adalah faktor manusia, baik sebagai Pemimpin, Staffer, Pelaksana, maupun Pemakai hasil (langganan dan sebagainya). Masalahnya adalah, bahwa di dalam kehidupan masyarakat dan organisasi modern diperlukan orang-orang yang sudah sivil, artinya yang sudah mampu menentukan sendiri apa yang harus diperbuat di dalam rangka kewajiban yang dia punyai  di dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry (1989), yaitu :
·       Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
·       Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
·      Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
·       Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
·  Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
·       Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
·       Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
·       Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
·  Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.

4.   Implikasi Manajerial
Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan adalah proses pengambilan keputusan dalam partisipatif dalam organisasi sekolah manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah. Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan. 
·       Gaya Pengambilan Keputusan.
·    Gaya Direktif (Pengarahan) adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiguitas atau ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional.
·    Gaya Analitis adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas atau ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional.
·     Gaya Konseptual adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi untuk ambiquitas  atau ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi juga.
·    Gaya Perilaku adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah untuk ambiquitas atau ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi.

Daftar Pustaka : 
  • Prof. DR. MR. S. Prajudi, Atmosudirdjo, 1971, Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan. Jakarta : Ghalia Indonesia. 
  • Wahjono Sentot, Imam, 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu..
  • Kasim, Azhar, 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
  • Syamsi, Ibnu, 1989. Pengambilan Keputusan. Jakarta : Bina Aksara.

Sumber :
http://www.masjono.netne.net/tpk/pertemuan4.pptx

Tidak ada komentar:

Posting Komentar