1. Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
v Definisi
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam organisasi adalah suatu proses dan berlangsung
dalam suatu sistem, walaupun merupakan suatu keputusan atau desisi pribadi
sekali pun yang menyangkut suatu masalah pribadi pula, namun dalam organisasi
harus melihat sautu kondisi secara kelompok untuk mengambil keputusan yang
dianggap paling benar dan disetujui oleh semua pihak yang berada dalam
organisasi. Dalam organisasi yang masih sederhana, atau memang sederhana
sifatnya, masalah-masalah utama yang dihadapi adalah masalah strategis (masalah
survival, siasat suapaya tidak terjepit oleh organisasi-organisasi lain) dan
langsung masalah organisasional atau masalah kerja. Dengan perkataan lain,
pimpinan organisasi sederhana yang masih kecil terutama menghadapi masalah
survival dan masalah kerja dalam pengambilan keputusan.
v Dasar Pengambil Keputusan
Menurut
George R. Terry dan Brinckloe disebutkan dasra-dasar pendekatan dari pengambil
keputusan yang dapat digunakan, yaitu :
· Intuisi adalah pengambilan keputusan yang didasrkan atas intuisi atau
perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
· Pengalaman adalah pengambilan keputusan berdasarkan
pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman
seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung
ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan.
· Fakta adalah pengambilan keputusan berdasarkan fakta dan dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan
pengambilan keputusan dapat lebih tinggi. Sehingga seseorang dapat menerima
keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
· Wewenang adalah pengambilan keputusan berdasarkan wewenang yang biasa
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya terhadap orang yang lebih rendah kedudukannya.
· Logika/Rasional adalah pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah
suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses
pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional,
keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten
untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga
dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
2. Jenis-Jenis Keputusan
Organisasi
v Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan
yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif
dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
·
Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah
untuk memutuskan.
·
Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah
yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan
keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan
yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan
ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan
kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh
satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
v
Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan
yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang
dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui
saat itu.
v Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang
berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta
yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan
data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan,
data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau
informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun
untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
v Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali
terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah
kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya
ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah
terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut
sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian
dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam
menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat
bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang
menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat
membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
v Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak
sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap
orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan
organisasi yang efektif dan efisien. Keputusan yang berdasarkan wewenang
memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga
karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat
rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan
wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang
seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan
Faktor terpenting pada pengambilan
keputusan dalam organisasi adalah faktor manusia, baik sebagai Pemimpin,
Staffer, Pelaksana, maupun Pemakai hasil (langganan dan sebagainya). Masalahnya
adalah, bahwa di dalam kehidupan masyarakat dan organisasi modern diperlukan
orang-orang yang sudah sivil, artinya yang sudah mampu menentukan sendiri apa
yang harus diperbuat di dalam rangka kewajiban yang dia punyai di
dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry (1989), yaitu :
·
Hal-hal yang
berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
·
Setiap
keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
· Setiap
keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan
kepentingan organisasi.
·
Jarang
sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
· Pengambilan
keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi
tindakan fisik.
·
Pengambilan
keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
·
Diperlukan
pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
·
Setiap
keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
· Setiap
keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai
berikutnya.
4. Implikasi Manajerial
Implikasi Manajerial dalam
Pengambilan Keputusan adalah proses pengambilan keputusan dalam partisipatif
dalam organisasi sekolah manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan kepala
sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya
dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait dengan
kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah. Implikasi Manajerial
dalam Pengambilan Keputusan.
·
Gaya
Pengambilan Keputusan.
· Gaya
Direktif (Pengarahan) adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan ambiguitas
atau ketidakjelasan yang rendah dan cara berpikirnya yang rasional.
· Gaya
Analitis adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi
terhadap ambiguitas atau ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional.
· Gaya
Konseptual adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang tinggi
untuk ambiquitas atau ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang
tinggi juga.
· Gaya
Perilaku adalah suatu gaya pengambilan keputusan dengan toleransi yang rendah
untuk ambiquitas atau ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi.
Daftar Pustaka :
- Prof. DR. MR. S. Prajudi, Atmosudirdjo, 1971, Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
- Wahjono Sentot, Imam, 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Graha Ilmu..
- Kasim, Azhar, 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
- Syamsi, Ibnu, 1989. Pengambilan Keputusan. Jakarta : Bina Aksara.
Sumber :
- http://id.shvoong.com/business-management/management/2133696-faktor-faktor-yang-mempengaruhi pengambilan/# ixzz2wmBQTX7e
- http://id.wikipedia.org/wiki/Keputusan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar