Memiliki 4 manajemen basis data, yaitu:
a. Datar (flat database model).
Data terletak di dalam tabel tunggal
(tidak terdapat kaitan antara tabel satu dengan tabel-tabel lainnya).
b. Hirarki (hierarchical database model).
Model
ini sering disebut sebagai model pohon atau hirarki karena mirip dengan
struktur pohon terbalik. Model ini menggunakan pola hubungan parent-child.
Setiap simpul menyatakan sekumpulan field. Suatu simpul yang memiliki simpul
lain yang berada dibawahnya disebut parent. Sedangkan setiap simpul yang
memiliki hubungan dengan simpul lain yang berada diatasnya disebut child.
Setiap parent dapat memiliki child lebih dari satu, sementara setiap child
hanya memiliki satu parent yang disebut sebagai root, sedangkan simpul yang tidak
memiliki child (bagian bawah) disebut sebagai leaf.
c. Jaringan (network system database model).
Model
ini sering disebut juga sebagai model DBTG (database task group) atau CODASYL
(conference on data systems languages) karena model ini telah distandarisasikan
oleh BTDG (yang merupakan bagian dari CODASYL) pada 1971. Model ini sangat
mirip dengan model hirarki, tetapi pada model ini setiap child dapat memiliki
lebih dari satu parent. Dengan demikian, baik parent maupun child memiliki relasi
(N—M) atau sebaliknya.
d. Relasional (relational database model).
Model
ini terdiri dari tabel-tabel (data direpresentasikan dalam tabel yang terdiri
dari baris-baris dan kolom-kolom) ternormalisasi dengan field-field kunci
sebagai penghubung relasional antar tabel.
1. Model Relasional
Model relasional merupakan model yang paling sederhana, sehingga mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna, serta merupakan yang paling populer saat ini. Model ini menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (yang disebut relasi atau tabel), dengan masing-masing relasi tersusun atas tupel atau baris dan atribut.
Model relasional merupakan model yang paling sederhana, sehingga mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna, serta merupakan yang paling populer saat ini. Model ini menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (yang disebut relasi atau tabel), dengan masing-masing relasi tersusun atas tupel atau baris dan atribut.
Relasi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghilangkan kemubaziran
data dena menggunakan kunci tamu untuk berhubungan dengan relasi lain. DBMS
yang bermodelkan relasional biasa disebut RDBMS (Relational Database Management
System).
2. Model
Data Hybrid
Langkah awal pada pendekatan ini adalah pemahaman adanya dugaan atau pendapat bahwa mekanisme penyimpanan data yang optimal untuk informasi lokasi (spasial) di satu sisi, tetapi di dsisi yang lain, tidak optimal untuk informasi atribut (tematik). Berdasarkan hal ini, data kartografi digital disimpan di dalam sekumpulan files sistem operasi direct access untuk meningkatkan kecepatan input-output, sementara data atributnya disimpan did alam DBMS relasioanl lomersial yang standar.
Langkah awal pada pendekatan ini adalah pemahaman adanya dugaan atau pendapat bahwa mekanisme penyimpanan data yang optimal untuk informasi lokasi (spasial) di satu sisi, tetapi di dsisi yang lain, tidak optimal untuk informasi atribut (tematik). Berdasarkan hal ini, data kartografi digital disimpan di dalam sekumpulan files sistem operasi direct access untuk meningkatkan kecepatan input-output, sementara data atributnya disimpan did alam DBMS relasioanl lomersial yang standar.
Maka perangkat lunak SIG bertugas
mengelola hubungan (linkage) anatar files kartografi (lokasi) dan DBMS (data
atribut) selama operas-operasi pemrosesan peta yang berbeda (misalnya overlay)
berlangsung. Sementara digunakan beberapa pendekatan yang berbeda untuk
penyimpanan data kartografi, mekanisme untuk menghubungkan dengan basis datanya
tetap sama secara esensial, berdasarkan nomor pengenal (ID) yang unik yang
disimpan di dalam sebuah tabel atribut basis data yang memungkinkannya tetap
terkait dengan elemen-elemen peta yang bersangkutan.
3. Model Data Terintegrasi
Pendekatan model data terintegrasi dapat dideskripsikan sebagai pendekatan sistem pengolahan basis data spasial, dengan SIG yang bertindak sebagai query processor. Kebanyakan implementasinya hingga sekarang ini adalah bentuk topologi vektor dengan tabel-tabel rasional yang menyimpan data koordinat-kordinat unsur-unsur peta (titik, nodes, segmen garis, dan lain sebagainya) bersama dengan tabel-tabel lain yang berisi data topologi.
Dengan model data SIG yang terintegrasi (spasial-atribut), terdapat
sejumlah karakteristik yang khusus pada data spasial sebagai implikasi dari
penggunaanya.dari sudut pandang basis data, adalah memungkinkan untuk menyimpan
baik data koordinat-koordinat maupun data mengenai topologi yang diperlukan
untuk mengelompokkan elemen-elemen kartografis dijital dengan menggunakan
perancangan yang didasarkan pada bentuk normal Boyce Codd (BCNF).
Sumber: